Rabu, 07 Desember 2016

kebudayaan korea di indonesia



PENGARUH KEBUDAYAAN KOREA TERHADAP POLA PIKIR DAN PERILAKU REMAJA INDONESIA
Cici Eliya Melawati
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Metro


Saat ini sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia pasti sudah tak asing lagi mendengar istilah K-pop.  Banyak sekali lapisan masyarakat menyukai salah satu genre musik pop yang sekarang sedang hits di Indonesia. Korean Wave atau biasa juga disebut dengan Hallyu merupakan istilah yang biasa digunakan untuk merujuk pada perkembangan kebudayaan Korea di luar negara Korea itu sendiri.  Korean Wave (demam Korea) saat ini sudah merambah keberbagai belahan dunia. Awlnya perkembangan demam Korea ini hanya berpusat di kawasan Asia saja, berkat perkembangan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah sangat maju membuat gelombang demam Korea ini sudah mencapai wilayah luar Asia seperti Barat, Eropa, Timur Tengah dan lain sebagainya dan sudah hampir tidak ada yang tidak tau dengan demam korea.
Korean Wave ini berkembang di berbagai belahan dunia dengan berbagai cara. Seperti melalui perkembangan film maupun drama Korea yang banyak ditonton oleh masyarakat Indonesia, kemudian ada juga dengan cara perkembangan musiknya melalui Girlband, Boyband serta Band-nya juga yang banyak mendapat perhatian dari masyarakat remaja Indonesia khususnya para remaja baik pria maupun wanita. Kemudian juga ada perkembangan teknologi Korea yang sudah sangat digandrungi oleh masyarakat indonesia seperti teknologi handphone, komputer, laptop, televisi, dan lain sebagainya yang bermerek Samsung. Karena semua jenis produk yang bermerek Samsung itu adalah teknologi asli dari Korea yang sudah menjalar ke berbagai belahan dunia tidak termasuk juga Indonesia yang mendapat pengaruh teknologi itu. Namun dari semua itu yang paling berpengaruh terhadap masyarakat Indonesia adalah perkembangan musiknya yang melalui Boyband, Girlband serta Band-nya yang sangat mempengaruhi para remaja Indonesia.
Dengan berkembangan musik K-Pop di Indonesia (sebutan untuk musik korea) di Indonesia membuat para remaja kita saat ini banyak yang menyukai lagu-lagu K-Pop daripada musik Indonesia sendiri. Saat ini para Agency (bisa dibilang perusahaan yang menaungi para artis Korea) korea Selatan sedang gencar-gencarnya melakukan perekrutan anggota baru untuk dijadilan Idol baru baik nantinya itu akan didebutkan untuk menjadi seorang Girlband, Boyband, maupun seorang aktris.  Bukan hanya itu saja, saat ini juga para agency di Korea Selatan juga sedang berlomba-lomba untuk memperkenalkan para artis dari agency mereka agar bisa dikenal  di seluruh Korea dan di luar Korea sendiri. Sebagai contoh Boyband maupun Girlbandnya yang sudah memiliki banyak pernggemar di Indonesia seperti Super Junior, SNSD (Girl Generation), Shinee, BTS, EXO, Sistar. Tidak ketinggalan juga para aktris dan aktor Korea yang juga sudah banyak memiliki penggemar di Indonesia seperti Lee Min Ho, Yoo seung Ho, Jung Il Woo, Lee Hyun Woo, Song Jong Ki. Bahkan beberapa waktu lalu Indonesia  juga pernah dihebohkan dengan pernyataan dari Walikota Bandung bahwa beliau tidak menyukai aktor asal Korea yang bernama Lee Min Ho dikarenakan istri dari Walikota Bandung itu sangat mengidolakan aktor asal korea tersebut. Beragam respon pun dikeluarkan oleh masyarakat Indonesia tidak terkecuali oleh Minos (sebutan untuk fans Lee Min Ho).
Di sini saya sendiri memiliki banyak teman yang sangat menyukai K-Pop dan tidak terkecuali juga saya sendiri menyukai K-Pop. Beberapa teman saya yang saya tanyai mengapa mereka menyukai K-Pop? Sudah berapa lama mereka menyukai K-Pop? Dan apa yang mereka sukai dari K-Pop? Dari pertanyaan-pertannyaan saya seperti di atas, saya pun mendapatkan berbagai jawaban yang berbeda dari beberapa teman saya yang saya tanyai. Tapi inti garis besar jawaban mereka bisa simpulkan bahwa mereka lebih menyukai kebudayaan Korea dari segi musik, dunia perfilman, serta kebudayaan. Beberapa teman saya beranggapan jika kebudayaan Korea itu lebih maju dan dapat bersaing dengan kebudayaan lain serta zaman yang semakin mau juga.
Kemudian teman-teman saya membandingkannya dengan orang Indonesia yang beranggapan jika masyarakat Indonesia yang kebanyakan mendapat pengaruh dari kebudayaan lain seperti Westernisasi,  maka kebanyakan masyarakat Indonesia akan menerimanya mentah-mentah tanpa ada penyaringan serta menganggap jika kebudayaan luar itu lebih bagus serta ada paradigma di kalangan remaja bahwa jika tidak mengikuti kebudayaa barat maka mereka akan dianggap kuno. Kemudian teman saya beranggapan meskipun masyarakat Korea itu mendapat pengaruh dari kebudayaan asing yang masuk ke Korea, seperti kebudayaan Jepang dan Cina yang masuk ke Korea, tetapi masyarakat Korea itu tetap mencintai dan melestarikan kebudayaan mereka sendiri dan berusaha membuat kebudayaan mereka itu agar tetap lestari dan dapat dikenal oleh masyarakt luas, dan hasilnyapun juga benar jika saat ini kebudayaan Korea itu semakin dikenal oleh masyarakat dunia. Masyarakat Korea melestarikan kebudayaan mereka dengan berbagai cara tidak terkecuali dengan cara komersial melalui dunia perfilman maupun iklan di televisi yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat luas dan bahkan sudah seperti bahan pokok juga dalam kehidupan manusia yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Saat saya menanyai beberapa teman saya dengan pertanyan “apakah anda menyukai lagu-lagu Korea?” merekapun menjawab dengan jawaban yang sama yaitu “iya”. Kemudian sayapun bertanya “apakah anda menyukai juga lahu-lagu Indonesi?” dari beberapa teman saya ada yang menjawab suka, ada juga yang bilang tidak begitu suka. Saat saya tanya apa alasan mereka tidak begitu menyukai lagu-lagu Indonesia, sayapun mendapatkan jawaban yang hampir sama. Kebanyakan dari mereka yang tidak begitu menyukai lagu Indonesia adalah karena mereka beranggapan bahwa jika kebanyakan lagu Indonesia itu hanya monoton yang hanya berpusat pada cinta, putus cinta, cinta yang tak terbalaskan dan lain sebagainya. Kemudian mereka beranggapan juga jika lagu Indonesia itu cepat melejitnya dan tenar namun cepat juga untuk redup dan akhirnya bosan untuk didengarkan. Saat saya menanyai teman saya mengenai apa yang didapat mereka dengan menyukai Korea, merekapun menjawab dengan menyukai drama, film, lagu serta kebudayaan Korea mereka bisa sedikit-sedikit belajar kosa kata yang biasa digunakan dalam keseharian untuk berkomunikasi.
Saat ini masyarakat Indonesia memang dihadapkan pada degradasi moral serta penurunan kecintaan terhadap kebudayaan kita sendiri akibat banyaknya kebudayaan asing yang masuk ke negara kita tercinta ini tidak terkecuali Kebudayaan Korea. Akibat dari kecintaan mereka terhadap kebudayaan Korea yang fanatik membuat mereka beranganggapan jika kebudayaan Korea itu lebih bagus daripada budaya kita sendiri. Kebanyakan mereka yang suka K-Pop adalah para remaja, dan dari kecintaan mereka akan K-Pop kebanyakan membuat mereka lupa akan belajar, serta malas mengerjakan tugas sekolah. Akibatnya prestasi mereka di sekolah akhirnya menjadi turun.
Remaja yang pada umumnya masih labil akan cenderung mengikuti apa yang mereka lihat dan meniru apa yang para idola mereka lakukan. Seperti jika remaja labil melihat drama Korea yang menayangkan bagaimana proses pembulian yang ada di Korea, maka mereka akan menirunya dengan cara membentuk sebuah geng yang pada dasarnya ingin ditakuti dan ingin menguasai teman sekelasnya dan pada akhirnya akan berujung pada proses pembulian di sekolah dengan cara meminta uang dan lain sebagainya yang bisa berujung pada kekerasan. Karena di Korea sendiri proses Bullying itu sudah melekat pada siswa sehingga mungkin setiap sekolah di Korea ada kasus Bullying pada teman sekolahnya. Saat inipun drama Korea yang mengagkat tema sekolahan dengan intrik-intrik pembulian di sekolahpun sudah banyak seperti drama “School 2013”, dan juga “Who Are You (School 2016)”.
Bukan hanya dalam hal meniru hal yang buruk saja seperti pembulian yang sudah dijelaskan di atas. Tetapi kebanyakan remaja juga meniru cara berpakaian serta cara berdandan masyarakat Korea terlebih lagi mereka terinspirasi dari Idol yang mereka lihat dan juga dari drama maupun film. Kebanyakan dari mereka yang sudah menjadi K-Popers (sebutan bagi para pecinta K-Pop), Style mereka pasti akan berbeda dengan masyarakat awam dan yang lainnya dalam hal berpakaian. Bahkan tidak juga jika mereka yang sudah menjadi K-Popers juga saat berbicara pastinya sedikit demi sedikit akan menggunakan bahasa Korea dalam berinteraksi dan berbicara dengan temannya sesama K-Popers.
Mungkin jika mereka yang sangat menyukai dengan drama ataupun film Korea itu bisa saja kebanyakan dari mereka akan terkena sindrom Queen Drama yang di mana saat menjalani kehidupan nyata, mereka akan sedikit berlebihan yang terkesan membuat temannya yang lain merasa seperti aneh saat melihat tingkah laku mereka. Mereka yang terkena sindrom Queen Drama kebanyakan tidak menyadarinya jika terkadang saat menjalani kehidupan nyata mereka, mereka sedikit berlebihan dalam hal membayangkannya ataupun menjalaninya dan terkesan alay jika dari pandangan masyarakat awam.
Kemudian jika dilihat dari kecintaan para remaja Indonesia terhadap Boyband, Girlband, Aktor, Aktris korea, mereka cenderung akan masuk kedalam sebuah fandom (club) yang berisikan orang-rang yang menyukai idol yang sama. Jika kecintaannya terhadap idolanya terlalu fanatik, maka kebanyakan dari para remaja akan selalu tidak menerima dan membela idolanya jika ada sesuatu yang mengganggu idolanya. Seperti hal yang lazim terjadi adalah ketika ada sebuah rumor jika idol grupnya itu mempunyai hubungan dekat dengan idol lawan jenisnya. Maka kebanyakan fans akan beradu argumen dari argumen saru ke argumen yang lain, ada yang menerima dan adapula yang tidak terima dengan rumor tersebut yang akhirnya hanya akan membuatnya bertengkar di sosial media dan war dengan fandom lain.
Pada umumnya remaja yang sangat menyukai K-Pop maka akan memiliki pola pikir yang cenderung berbeda dari teman sebayanya. Mereka yang sangat menyukai K-Pop terutama para remaja, maka pemikiran mereka pasti sudah mengarah ke pemikiran yang dewasa. Memiliki pemikiran yang dewasa memanglah sangat dibutuhkan. Tetapi jika para remaja itu memiliki pemikiran yang dewasa belum pada waktunya pastinya akan berakibat buruk juga bagi mereka nantinya. Karena mereka yang memiliki pemikiran dewasa belum pada waktunya (umurnya), kebanyakan dari mereka akan lebih sulit bergaul dengan teman seumurannya. Karena mereka beranggapan jika pemikiran temannya itu masih cenderung kekanak-kanakan. Padahal sebenarnya adalah pemikiran mereka yang terlalu dewasa yang membuat mereka sulit berinteraksi dengan teman seumurannya terlebih lagi saat berada di sekolah. Mereka akan lebih suka menyendiri dan tidak banyak memiliki teman karena pemikirannya yang berbeda.
Kemudian juga bagi para K-Popers yang sangat fanatik itu juga bisa memunculkan pemikiran bahwa budaya Korea itu lebih bagus daripada budayanya sendiri. Mereka yang sangat cinta akan dunia K-Pop itu pasti akan memiliki pola pikir yang berbeda. Seperti beberapa waktu yang lalu ada pemberitaan bahwa salah satu daerah di Korea Selatan yaitu Busan telah terkena bencana banjir yang hampir memporak-porandakan seluruh wilayah Busan. Busan adalah salah satu daerah asalh banyak Boyband, Girlband, maupun Aktor dan Aktris ternama K-Pop, seperti member Boyband BTS (Bangtan Boys) yaitu yaitu Jungkook dan Jimin yang berasal dari Busan.
Saat mendengar berita tersebut, tentunya banyak para K-Popers yang sangat merasa sedih akan bencana yang melanda Korea itu sehingga di sosial media banyak para K-Popers yang menuliskan kata #praytoBusan di akun sosial media mereka yang menyatakan bahwa mereka peduli akan bencana yang melanda Busan beberapa waktu lalu dan mereka juga merasa menjadi bagian dari negara itu sehingga berusaha sebisa mungkin untuk perduli dengan negara Korea. Sedangkan saat di negara kita sendiri yaitu Indonesia terkena bencana alam, belum tentu mereka akan perduli dengan menuslikan sesuatu di akun sosial medi mereka.
Bukan hanya itu saja, kebanyakan fans K-Pop juga lebih sensitif dengan sesuatu yangt berbau Korea. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu saat komedian Uus menyatakan pernyataan kontroversialnya mengenai ketidaksukaannya akan K-Pop di sebuah acara televisi dan membuat fans K-Pop di Indonesia semuanya geram dan marah terhadapnya dengan cara mengomentari akun sosial media pribadi milik komedian itu dengan kata-kata yang kasar dan tidak baik juga. Para K-Popers itu marah karena mereka berpikir jika kesenangannya itu diganggu dan dijelek-jelekan oleh orang asing yang bahkan tidak mengetahui apa itu K-Pop sendiri.
Oleh sebab itu orang yang sangat franatik kepada budaya Korea maka akan menimbulkan pola berpikir yang berbeda dari orang lain. Mereka yang fanatik akan K-Pop akan cenderung memuja-muja apapun yang dihasilkan oleh negri gingseng tersebut, baik itu hasil dari segi perfilman, teknologi, kosmetik, maupun budayanya. Mereka akan berpikir jika produk apapun yang dihasilkan pastilah barang yang bagus dan berkualitas sehingga mereka akan berlomba-lomba untuk memilikinya sedangkan mereka akan berpikiran jika barang yang dihasilkan oleh negaranya sendiri itu kurang bagus jika dibandingkan dengan barang dari Korea. Maka dari itu saat ini sudah banyak brand (merek) yang berasal dari Korea merajai penjualan pasar Indonesia.
Pola pikir remaja yang masih labil sangat terpengaruh oleh budaya Korea akan sangat berbeda dengan remaja pada umumnya. Karena mereka akan berpikir layaknya sifat orang Korea yang mereka tonton dari drama maupun film yang sudah pernah mereka tonton. Seperti jika mereka melihat adegan pelukan dan lain sebagainya yang lazim ditunjukan di kalangan masyarakat luas maka mereka yang labil akan cenderung juga untuk menirukannya padahal jika dilihat dari sudut pandang norma di Indonesia, berpelukan di muka umum itu adalah hal yang tidak sopan untuk dilakukan. Bukan hanya itu, jika remaja yang suka akan melihat film maupun drama Korea yang bergenre kolosal, maka mereka akan berpikir jika lebih menyenangkan jika mempelajari tentang sejarah Korea. Anggapan seperti itu sudah lazim terjadi dikalangan remaja Indonesia saat ini.
Proses penyebaran kebudayaan Korea di Indonesia saat ini memanglah sudah sangat luas dan bahkan bisa mencapai berbagai taraf usia, baik anak-anak, remaja, dewasa, hingga usia lanjut. Proses penyebaran itu semua juga didukung oleh perkembangan IPTEK yang semakin maju yang membuat kebudayaan Korea semakin dikenal luas oleh dunia terlebih lagi dengan perkembangan aliran musik dan dunia perfilman Korea yang sudah sangat digemari oleh hampir semua kalangan di dunia terutama remaja.
Pengaruh K-Pop di tanah air Indonesia semakin kuat dan berdiri kokoh dengan banyaknya para Aktris, Aktor, Boyband, dan Girlband Korea ke Indonesia pada tahun 2012 lalu. Akibat dari banyaknya seniman asal Korea yang datang ke Indonesia tahun 2012 lalu, itu membuat semakin banyaknya juga para pecinta K-Pop di tanah air yang tadinya tidak begitu suka dan mengenal K-Pop sekarang suka akan K-Pop dan membuat yang suka akan K-Pop semakin suka dan pada akhirnya membuat mereka lupa akan kebanggan mereka atas budaya lokal mereka sendiri yang mereka miliki.
Dari penjelasan yang sudah saya jelaskan di atas, sudah diketahui jika perilaku remaja Indonesia saat ini yang mendapat pengaruh K-Pop itu ternyata banyak sekali penyimpangannya dengan kecenderungan mengikuti tren ataupun gaya dari negri gingseng tersebut dan membuat mereka berpikir bahwa mencintai kebudayaan Korea yang mereka anggap lebih bagus itu sudah hal wajar yang banyak dilakukan oleh banyak orang sehingga mereka beranggapan bahwa kebudayaan Korea lebih maju dan lebih modern serta bisa lebih dibanggakan daripada kebudayaan lokal miliknya sendiri.
Sudah sepatutnya kita penerus generasi kita sebelumnya harusnlah bisa memilah-milah kebudayaan yang masuk ke negara kita. Kita bisa menjadikan kebudayaan lain itu sebagai acuan untuk menjadikan kebudayaan kita ini lebih maju dan lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas agar kebudayaan yang kina miliki ini tidaklah punah termakan oleh usia, dan kita juga bisa menjadikan kebudayaan lain itu sebagai pembangkit rasa kecintaan kita ini terhadap kebudayaan kita sendiri tetapi haruslah dengan melihatnya dengan pandangan yang positif tidak dengan pandangan negatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar