Penerapan Ajaran Bushido dalam Revolusi Mental dan
Kehidupan Sehari-hari Masyarakat Jepang
Cici
Eliya Melawati
Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Metro
Abstrak
Ajaran
Bushido berasal dari jaman Kamakura (Tahun1185-1333), terus berkembang mencapai
jaman Edo (Tahun 1603-1867). Bushido menekankan kesetiaan, keadilan, rasa malu,
tata-krama, kemurnian, kesederhanaan, semangat berperang, kehormatan. Aspek
spirituallah sangat dominan dalam falsafah ajaran bushido. Meski memang
menekankan prinsip “kemenangan terhadap pihak lawan”, hal itu tidaklah berarti
menang dengan kekuatan fisik. Dalam semangat dan ajaran bushido, seorang
Samurai diharapkan menjalani pelatihan spiritual guna menaklukkan dirinya
sendiri, karena dengan menaklukkan diri
sendirilah orang baru dapat menaklukkan orang lain. Kekuatan timbul dari
kemenangan dalam disiplin diri. Justru kekuatan yang diperoleh dengan cara
inilah yang dapat menaklukkan sekaligus mengundang rasa hormat pihak-pihak
lain, sebagai proses kemantapan spiritual. Perilaku yang halus dan penuh
tatakrama dianggap merupakan aspek penting dalam mengungkapkan kekuatan
spiritual.
Kata Kunci :
Penerapan, Bushido, Revolusi, Mental,
Masyarakat, Jepang
Pendahulua
|
Perkembangan
kaum Samurai ini diikuti pula dengan perilaku mereka dengan suatu wujud kode
etik Bushido. Pengaruh ajaran Bushido memainkan peranan penting dalam pembentukan Jepang Modern antara tahun
1870–1895. Walaupun para Samurai yang bermukin jauh dari ibu kota Shogun di
Yedo (Tokyo) yang menyebabkan kejatuhan kelas Samurai ( kesatria ). Para
Samurai itulah yang akhirnya membantu
mengembalikan lagi dengan gerakan
restorasi. Para Samurai itulah yang telah memperkenalkan Revolusi Industri ke
Jepang dan mengendalikannya dari atas.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan
dalam kajian untuk dapat memahami pembahasan ini dan memperoleh suatu
pengetahuan yaitu adalah studi pustaka. Dimana studi pustaka merupakan proses
pencarian data dari berbagai referensi yang ada mengenai objek yang akan dikaji. Contohnya seperti buku,
majalah, jurnal, internet, dan koran, yang ada hubungannya atau relevan dalam
suatu masalah yang akan dipecahkan dalam suatu pengkajian dengan menggunakan
referensi sebagai acuannya.
Seperti yang dikemukakan
oleh Conny R. Semiawan (2010:40) menyatakan bahwa:
Studi pustaka adalah bahan
yang tertulis berupa buku, jurnal, yang membahas tentang topik yang hendak
diteliti.
Dimana dalam hal ini cara
melakukan Studi pustaka yaitu dengan cara mengumpulkan data yang ada hubungannya
dengan masalah pengkajian, periksa sumber pendahuluan atau abstrak di karangan
tersebut, kemudian mulai membaca dengan cermat dan kritis untuk penalaran,
membuat pencatatan yang diperlukan, kemudian catatlah hal yang relevan dan melakukan penalaran deduktif dan induktif
yang biasanya akan ditemukan Jawaban sementara atau hipotesa dari masalah
pengkajian.
Hal ini sangat penting
dilakukan untuk dapat menemukan solusi untuk memecahkan suatu masalah dalam
pengkajian.
Pembahasan
Dalam
perkembangan sejarah Shogun dan Samurai Jepang, lahirlah suatu ajaran atau kode
etik yang mengatur tingkah laku, dan
kehidupan para samurai. Aturan atau kode etik ini kemudian dikenal
dengan nama Bushido yang atrinya
jalan ksatria. Sistem pemerintahan Jepang
yang baru pasca era Shogun yang didominasi para mantan Samurai, adalah untuk mengembalikan semangat Samurai dengan tetap menyerap ilmu
dan kemajuan dunia Barat dalam bidang
ekonomi maupun militer. Selebihnya, sebagaimana kata peribahasa adalah untuk melestarikan akar budaya dan
sejarah Jepang.
Pada
kenyataanya, kebudayaan Samurailah yang memungkinkan Jepang bisa mencapai
kesuksesan yang luar biasa dalam bidang
ekonomi maupun militer. Mulai tahun 1870 hingga saat
mereka mengalami kekalahan yang memalukan saat berperang melawan Amerika Serikat pada
tahun 1945. Prinsip Samurai juga yang membuat
bangsa itu mampu bangkit dari kekalahan perang hanya dalam kurun waktu
kurang dari tiga puluh tahun hingga
Jepang secara mengejutkan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi terbesar ranking
kedua di dunia setelah Amerika Serikat. (Dozi Swandana, 2009 :161).
Bushido pada
awalnya adalah kode etik kepahlawanan kaum Samurai dalam feodalisme Jepang.
Berdasarkan sumbernya, bushido berasal dari ajaran Budha dan Shinto.
Bushido yang telah menjadi prinsip hidup orang Jepang berisikan ajaran
tentang kesetiaan, kejujuran, etika sopan santun, tata krama, disiplin, rela
berkorban, kerja keras, kebersihan, hemat, kesabaran, ketajaman berfikir,
kesederhanaan, serta kesehatan jasmani dan rohani.
Bushido menjadi
asas moral yang harus dihayati kalangan ksatria. Bushido juga menjadi
pengganti pelajaran agama dan pedoman moral serta etika bangsa Jepang. Tidak
heran jika nilai-nilai bushido sangat terpatri dalam jiwa bangsa Jepang
hingga saat ini. Dengan demikian, dapat dikatakan di masa sekarang ini tidak
ada pendidikan karakter khusus dalam masyarakat Jepang, karena karakter mereka
sudah terbentuk sejak dahulu kala dengan mentransformasikan ajaran-ajaran Bushido
dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Norma masyarakatlah yang menjadi hukum sosial yang
mengontrol kehidupan masyarakat dalam masalah moral dan beretika. Semangat bushido
yang telah menghidupkan dan mengembangkan ekonomi dan industri Jepang adalah
semangat berdisiplin tinggi, bekerja keras, bertanggung jawab dan punya rasa
malu bila melakukan perbuatan yang merugikan orang lain.
Hematnya, implementasi bushido dapat diartikan
sebagai pendidikan karakter kolektif dari nilai-nilai sosial budaya yang ada
dalam pengembangan masyarakat ke arah yang konstruktif. (Taira Shigesuke, 2009)
Bushido
mulai menjadi kesatuan nilai yang dianut oleh bangsa Jepang pada era
modernisasi, mengingat diperlukannya kesetaraan pada seluruh masyarakat.
Bushido diajarkan di sekolah-sekolah sebagai pengganti pelajaran agama dan
pedoman moral.
Nilai-nilai
bushido yang telah mendarah daging dalam jiwa bangsa Jepang menjadi kekuatan
Jepang untuk memajukan negerinya. Tujuannya akan kehormatan menyebabkan mereka
berusaha keras untuk mengatasi hambatan-hambatan pembangunan (SDA yang langka
dan penduduk yang padat) menjadi potensi untuk kemajuan ekonomi.
Faktor
lainnya yang mendukung keberhasilan sistem ekonomi Jepang adalah loyalitas
terhadap negara. Loyalitas tersebut tercermin dalam usaha tiap prefektur
mengembangkan industri sesuai SDA yang dimiliki dan jalinan kerjasama antara
sektor wirausaha swasta dengan pemerintah sejak awal zaman Meiji. Di bidang
politik, pemerintahan Jepang bersih dan hampir bebas dari kasus korupsi karena
mereka mempunyai budaya malu yang sangat kuat.
Selain itu,
kehidupan politik dapat berjalan harmonis oleh dukungan rakyat yang menghormati
pemerintah dan Kaisar. Dengan demikian, sistem politik dan sistem ekonomi
Jepang berhasil karena penerapan nilai-nilai Bushido berupa kesetiaan, kehormatan, rasa malu, dan tanggung
jawab.
Kesimpulan
Secara umum
Jepang memiliki sumber daya alam yang terbatas, kondisi geografisnya pun kurang
menguntungkan karena sering dilanda gempa apalagi pasca pengeboman Kota
Hiroshima dan Nagasaki oleh Tentara Sekutu membuat Jepang luluh lantak dan
berada di titik terbawah namun karena memiliki sumber daya manusia yang
kompetitif, Jepang dapat dengan cepat “berlari” mengejar ketertinggalannya.
Semua ini
dimulai dari pembentukan sikap yang sarat nilai-nilai dalam ranah afektif yang
ditanamkan bagi warganya. Jepang melakukan pembangunan karakter tersebut dengan
mengadopsi nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaannya. ( Boye de Mente
tjmh. Fifah, 2009 :17 )
Semangat Bushido yang telah terpatri hingga
kini dalam kehidupan masyarakat Jepang serta kesadaran sangat mendalam dari
setiap warga Jepang dalam mentaati semua peraturan yang berhubungan dengan
norma-norma masyarakat telah menjadikan Jepang menjadi negara yang aman, tertib
dan sadar moral. Semangat bushido yang telah menjiwai kaum Samurai
selama beberapa abad itu sampai kini masih hidup, namun bukan dalam bentuk
semangat untuk berperang atau mengabdi kepada komandan.
Nilai Moral
setelah
mengetahui apa itu ajaran Bushido, nilai
moral yang dapat kita ambil dari pembelajaran ajaran Bushido adalah pentingnya penanaman rasa malu dan rasa disiplin
yang tinggi, dan penghargaan akan waktu. Karena orang Jepang sangat menghargai
akan ketiga hal tersebut maka itu membawa negara Jepang menjadi negara yang
sangat maju.
Padahal negara Jepang sudah kalah telak dalam
perang melawan Amerika Serikat, namun mereka dapat bangkit dengan cepat dan
bisa menyaingi Amerika Serikat. Itu semua karena Jepang menerapkan ajaran Bushido dalam praktek kehidupan mereka
sehari-hari yang membawa mereka menjadi negara yang maju.
Daftar
Pustaka
Dozi Swandana, 2009, Dewa Perang Jepang,, Mas Media Buana
Pustaka, Sidoarja, Jawa Timur.
Boye de Mente, Tjmh. Fifah, 2009, Misteri Kode samurai Jepang, Penerbit
Gara Ilmu, Yogyakarta.
Taira Shigesuke,2009, Bushido Shoshinsu Spirit Hidup Samurai
(filosofi para ksatria, Selasar Surabaya Publishing, JawaTimur.
http://harmanblog.blogspot.co.id/2012/05/kaum-samurai-dan-ajaran-bushido-dalam.html (diakses 16 Mei 2016)
http://www.upmmillenium.com/revolusi-mental-ala-jepang/2/ (diakse 16 Mei 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar