PENGARUH
KEBUDAYAAN KOREA TERHADAP POLA PIKIR DAN PERILAKU REMAJA INDONESIA
Cici
Eliya Melawati
Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Metro
Saat
ini sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia pasti sudah tak asing lagi
mendengar istilah K-pop. Banyak sekali lapisan masyarakat menyukai salah
satu genre musik pop yang sekarang sedang hits di Indonesia. Korean Wave atau biasa juga disebut
dengan Hallyu merupakan istilah yang
biasa digunakan untuk merujuk pada perkembangan kebudayaan Korea di luar negara
Korea itu sendiri. Korean Wave (demam Korea) saat ini sudah
merambah keberbagai belahan dunia. Awlnya perkembangan demam Korea ini hanya
berpusat di kawasan Asia saja, berkat perkembangan zaman serta perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sudah sangat maju membuat gelombang demam
Korea ini sudah mencapai wilayah luar Asia seperti Barat, Eropa, Timur Tengah
dan lain sebagainya dan sudah hampir tidak ada yang tidak tau dengan demam
korea.
Korean Wave ini berkembang di berbagai belahan
dunia dengan berbagai cara. Seperti melalui perkembangan film maupun drama
Korea yang banyak ditonton oleh masyarakat Indonesia, kemudian ada juga dengan
cara perkembangan musiknya melalui Girlband, Boyband serta Band-nya juga yang
banyak mendapat perhatian dari masyarakat remaja Indonesia khususnya para
remaja baik pria maupun wanita. Kemudian juga ada perkembangan teknologi Korea
yang sudah sangat digandrungi oleh masyarakat indonesia seperti teknologi handphone, komputer, laptop, televisi,
dan lain sebagainya yang bermerek Samsung. Karena semua jenis produk yang
bermerek Samsung itu adalah teknologi asli dari Korea yang sudah menjalar ke
berbagai belahan dunia tidak termasuk juga Indonesia yang mendapat pengaruh
teknologi itu. Namun dari semua itu yang paling berpengaruh terhadap masyarakat
Indonesia adalah perkembangan musiknya yang melalui Boyband, Girlband serta
Band-nya yang sangat mempengaruhi para remaja Indonesia.
Dengan
berkembangan musik K-Pop di Indonesia (sebutan untuk musik korea) di Indonesia
membuat para remaja kita saat ini banyak yang menyukai lagu-lagu K-Pop daripada
musik Indonesia sendiri. Saat ini para Agency (bisa dibilang perusahaan yang
menaungi para artis Korea) korea
Selatan sedang gencar-gencarnya melakukan perekrutan anggota baru untuk
dijadilan Idol baru baik nantinya itu
akan didebutkan untuk menjadi seorang Girlband, Boyband, maupun seorang
aktris. Bukan hanya itu saja, saat ini
juga para agency di Korea Selatan
juga sedang berlomba-lomba untuk memperkenalkan para artis dari agency mereka agar bisa dikenal di seluruh Korea dan di luar Korea sendiri.
Sebagai contoh Boyband maupun Girlbandnya yang sudah memiliki banyak pernggemar
di Indonesia seperti Super Junior, SNSD (Girl Generation), Shinee, BTS, EXO,
Sistar. Tidak ketinggalan juga para aktris dan aktor Korea yang juga sudah
banyak memiliki penggemar di Indonesia seperti Lee Min Ho, Yoo seung Ho, Jung
Il Woo, Lee Hyun Woo, Song Jong Ki. Bahkan beberapa waktu lalu Indonesia juga pernah dihebohkan dengan pernyataan dari
Walikota Bandung bahwa beliau tidak menyukai aktor asal Korea yang bernama Lee
Min Ho dikarenakan istri dari Walikota Bandung itu sangat mengidolakan aktor
asal korea tersebut. Beragam respon pun dikeluarkan oleh masyarakat Indonesia
tidak terkecuali oleh Minos (sebutan untuk fans Lee Min Ho).
Di
sini saya sendiri memiliki banyak teman yang sangat menyukai K-Pop dan tidak
terkecuali juga saya sendiri menyukai K-Pop. Beberapa teman saya yang saya
tanyai mengapa mereka menyukai K-Pop? Sudah berapa lama mereka menyukai K-Pop?
Dan apa yang mereka sukai dari K-Pop? Dari pertanyaan-pertannyaan saya seperti
di atas, saya pun mendapatkan berbagai jawaban yang berbeda dari beberapa teman
saya yang saya tanyai. Tapi inti garis besar jawaban mereka bisa simpulkan
bahwa mereka lebih menyukai kebudayaan Korea dari segi musik, dunia perfilman,
serta kebudayaan. Beberapa teman saya beranggapan jika kebudayaan Korea itu
lebih maju dan dapat bersaing dengan kebudayaan lain serta zaman yang semakin
mau juga.
Kemudian
teman-teman saya membandingkannya dengan orang Indonesia yang beranggapan jika
masyarakat Indonesia yang kebanyakan mendapat pengaruh dari kebudayaan lain
seperti Westernisasi, maka kebanyakan masyarakat Indonesia akan
menerimanya mentah-mentah tanpa ada penyaringan serta menganggap jika kebudayaan
luar itu lebih bagus serta ada paradigma di kalangan remaja bahwa jika tidak
mengikuti kebudayaa barat maka mereka akan dianggap kuno. Kemudian teman saya
beranggapan meskipun masyarakat Korea itu mendapat pengaruh dari kebudayaan
asing yang masuk ke Korea, seperti kebudayaan Jepang dan Cina yang masuk ke
Korea, tetapi masyarakat Korea itu tetap mencintai dan melestarikan kebudayaan
mereka sendiri dan berusaha membuat kebudayaan mereka itu agar tetap lestari
dan dapat dikenal oleh masyarakt luas, dan hasilnyapun juga benar jika saat ini
kebudayaan Korea itu semakin dikenal oleh masyarakat dunia. Masyarakat Korea
melestarikan kebudayaan mereka dengan berbagai cara tidak terkecuali dengan
cara komersial melalui dunia perfilman maupun iklan di televisi yang saat ini
banyak digunakan oleh masyarakat luas dan bahkan sudah seperti bahan pokok juga
dalam kehidupan manusia yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Saat
saya menanyai beberapa teman saya dengan pertanyan “apakah anda menyukai
lagu-lagu Korea?” merekapun menjawab dengan jawaban yang sama yaitu “iya”.
Kemudian sayapun bertanya “apakah anda menyukai juga lahu-lagu Indonesi?” dari
beberapa teman saya ada yang menjawab suka, ada juga yang bilang tidak begitu
suka. Saat saya tanya apa alasan mereka tidak begitu menyukai lagu-lagu
Indonesia, sayapun mendapatkan jawaban yang hampir sama. Kebanyakan dari mereka
yang tidak begitu menyukai lagu Indonesia adalah karena mereka beranggapan
bahwa jika kebanyakan lagu Indonesia itu hanya monoton yang hanya berpusat pada
cinta, putus cinta, cinta yang tak terbalaskan dan lain sebagainya. Kemudian
mereka beranggapan juga jika lagu Indonesia itu cepat melejitnya dan tenar
namun cepat juga untuk redup dan akhirnya bosan untuk didengarkan. Saat saya
menanyai teman saya mengenai apa yang didapat mereka dengan menyukai Korea,
merekapun menjawab dengan menyukai drama, film, lagu serta kebudayaan Korea
mereka bisa sedikit-sedikit belajar kosa kata yang biasa digunakan dalam keseharian
untuk berkomunikasi.
Saat
ini masyarakat Indonesia memang dihadapkan pada degradasi moral serta penurunan
kecintaan terhadap kebudayaan kita sendiri akibat banyaknya kebudayaan asing
yang masuk ke negara kita tercinta ini tidak terkecuali Kebudayaan Korea.
Akibat dari kecintaan mereka terhadap kebudayaan Korea yang fanatik membuat
mereka beranganggapan jika kebudayaan Korea itu lebih bagus daripada budaya
kita sendiri. Kebanyakan mereka yang suka K-Pop adalah para remaja, dan dari
kecintaan mereka akan K-Pop kebanyakan membuat mereka lupa akan belajar, serta
malas mengerjakan tugas sekolah. Akibatnya prestasi mereka di sekolah akhirnya
menjadi turun.
Remaja
yang pada umumnya masih labil akan cenderung mengikuti apa yang mereka lihat
dan meniru apa yang para idola mereka lakukan. Seperti jika remaja labil
melihat drama Korea yang menayangkan bagaimana proses pembulian yang ada di
Korea, maka mereka akan menirunya dengan cara membentuk sebuah geng yang pada
dasarnya ingin ditakuti dan ingin menguasai teman sekelasnya dan pada akhirnya
akan berujung pada proses pembulian di sekolah dengan cara meminta uang dan
lain sebagainya yang bisa berujung pada kekerasan. Karena di Korea sendiri
proses Bullying itu sudah melekat
pada siswa sehingga mungkin setiap sekolah di Korea ada kasus Bullying pada teman sekolahnya. Saat
inipun drama Korea yang mengagkat tema sekolahan dengan intrik-intrik pembulian
di sekolahpun sudah banyak seperti drama “School 2013”, dan juga “Who Are You
(School 2016)”.
Bukan
hanya dalam hal meniru hal yang buruk saja seperti pembulian yang sudah
dijelaskan di atas. Tetapi kebanyakan remaja juga meniru cara berpakaian serta
cara berdandan masyarakat Korea terlebih lagi mereka terinspirasi dari Idol
yang mereka lihat dan juga dari drama maupun film. Kebanyakan dari mereka yang
sudah menjadi K-Popers (sebutan bagi para pecinta K-Pop), Style mereka pasti akan berbeda dengan masyarakat awam dan yang
lainnya dalam hal berpakaian. Bahkan tidak juga jika mereka yang sudah menjadi
K-Popers juga saat berbicara pastinya sedikit demi sedikit akan menggunakan
bahasa Korea dalam berinteraksi dan berbicara dengan temannya sesama K-Popers.
Mungkin
jika mereka yang sangat menyukai dengan drama ataupun film Korea itu bisa saja
kebanyakan dari mereka akan terkena sindrom Queen
Drama yang di mana saat menjalani kehidupan nyata, mereka akan sedikit
berlebihan yang terkesan membuat temannya yang lain merasa seperti aneh saat
melihat tingkah laku mereka. Mereka yang terkena sindrom Queen Drama kebanyakan tidak menyadarinya jika terkadang saat
menjalani kehidupan nyata mereka, mereka sedikit berlebihan dalam hal
membayangkannya ataupun menjalaninya dan terkesan alay jika dari pandangan masyarakat awam.
Kemudian
jika dilihat dari kecintaan para remaja Indonesia terhadap Boyband, Girlband,
Aktor, Aktris korea, mereka cenderung akan masuk kedalam sebuah fandom (club)
yang berisikan orang-rang yang menyukai idol yang sama. Jika kecintaannya
terhadap idolanya terlalu fanatik, maka kebanyakan dari para remaja akan selalu
tidak menerima dan membela idolanya jika ada sesuatu yang mengganggu idolanya.
Seperti hal yang lazim terjadi adalah ketika ada sebuah rumor jika idol grupnya
itu mempunyai hubungan dekat dengan idol lawan jenisnya. Maka kebanyakan fans
akan beradu argumen dari argumen saru ke argumen yang lain, ada yang menerima
dan adapula yang tidak terima dengan rumor tersebut yang akhirnya hanya akan
membuatnya bertengkar di sosial media dan war
dengan fandom lain.
Pada
umumnya remaja yang sangat menyukai K-Pop maka akan memiliki pola pikir yang
cenderung berbeda dari teman sebayanya. Mereka yang sangat menyukai K-Pop
terutama para remaja, maka pemikiran mereka pasti sudah mengarah ke pemikiran
yang dewasa. Memiliki pemikiran yang dewasa memanglah sangat dibutuhkan. Tetapi
jika para remaja itu memiliki pemikiran yang dewasa belum pada waktunya
pastinya akan berakibat buruk juga bagi mereka nantinya. Karena mereka yang
memiliki pemikiran dewasa belum pada waktunya (umurnya), kebanyakan dari mereka
akan lebih sulit bergaul dengan teman seumurannya. Karena mereka beranggapan
jika pemikiran temannya itu masih cenderung kekanak-kanakan. Padahal sebenarnya
adalah pemikiran mereka yang terlalu dewasa yang membuat mereka sulit
berinteraksi dengan teman seumurannya terlebih lagi saat berada di sekolah.
Mereka akan lebih suka menyendiri dan tidak banyak memiliki teman karena
pemikirannya yang berbeda.
Kemudian
juga bagi para K-Popers yang sangat fanatik itu juga bisa memunculkan pemikiran
bahwa budaya Korea itu lebih bagus daripada budayanya sendiri. Mereka yang
sangat cinta akan dunia K-Pop itu pasti akan memiliki pola pikir yang berbeda.
Seperti beberapa waktu yang lalu ada pemberitaan bahwa salah satu daerah di
Korea Selatan yaitu Busan telah terkena bencana banjir yang hampir
memporak-porandakan seluruh wilayah Busan. Busan adalah salah satu daerah asalh
banyak Boyband, Girlband, maupun Aktor dan Aktris ternama K-Pop, seperti member
Boyband BTS (Bangtan Boys) yaitu yaitu Jungkook dan Jimin yang berasal dari
Busan.
Saat
mendengar berita tersebut, tentunya banyak para K-Popers yang sangat merasa
sedih akan bencana yang melanda Korea itu sehingga di sosial media banyak para
K-Popers yang menuliskan kata #praytoBusan di akun sosial media mereka yang
menyatakan bahwa mereka peduli akan bencana yang melanda Busan beberapa waktu
lalu dan mereka juga merasa menjadi bagian dari negara itu sehingga berusaha
sebisa mungkin untuk perduli dengan negara Korea. Sedangkan saat di negara kita
sendiri yaitu Indonesia terkena bencana alam, belum tentu mereka akan perduli
dengan menuslikan sesuatu di akun sosial medi mereka.
Bukan
hanya itu saja, kebanyakan fans K-Pop juga lebih sensitif dengan sesuatu yangt
berbau Korea. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu saat komedian Uus
menyatakan pernyataan kontroversialnya mengenai ketidaksukaannya akan K-Pop di
sebuah acara televisi dan membuat fans K-Pop di Indonesia semuanya geram dan
marah terhadapnya dengan cara mengomentari akun sosial media pribadi milik
komedian itu dengan kata-kata yang kasar dan tidak baik juga. Para K-Popers itu
marah karena mereka berpikir jika kesenangannya itu diganggu dan
dijelek-jelekan oleh orang asing yang bahkan tidak mengetahui apa itu K-Pop
sendiri.
Oleh
sebab itu orang yang sangat franatik kepada budaya Korea maka akan menimbulkan
pola berpikir yang berbeda dari orang lain. Mereka yang fanatik akan K-Pop akan
cenderung memuja-muja apapun yang dihasilkan oleh negri gingseng tersebut, baik
itu hasil dari segi perfilman, teknologi, kosmetik, maupun budayanya. Mereka
akan berpikir jika produk apapun yang dihasilkan pastilah barang yang bagus dan
berkualitas sehingga mereka akan berlomba-lomba untuk memilikinya sedangkan
mereka akan berpikiran jika barang yang dihasilkan oleh negaranya sendiri itu
kurang bagus jika dibandingkan dengan barang dari Korea. Maka dari itu saat ini
sudah banyak brand (merek) yang
berasal dari Korea merajai penjualan pasar Indonesia.
Pola
pikir remaja yang masih labil sangat terpengaruh oleh budaya Korea akan sangat
berbeda dengan remaja pada umumnya. Karena mereka akan berpikir layaknya sifat
orang Korea yang mereka tonton dari drama maupun film yang sudah pernah mereka
tonton. Seperti jika mereka melihat adegan pelukan dan lain sebagainya yang
lazim ditunjukan di kalangan masyarakat luas maka mereka yang labil akan
cenderung juga untuk menirukannya padahal jika dilihat dari sudut pandang norma
di Indonesia, berpelukan di muka umum itu adalah hal yang tidak sopan untuk
dilakukan. Bukan hanya itu, jika remaja yang suka akan melihat film maupun
drama Korea yang bergenre kolosal, maka mereka akan berpikir jika lebih
menyenangkan jika mempelajari tentang sejarah Korea. Anggapan seperti itu sudah
lazim terjadi dikalangan remaja Indonesia saat ini.
Proses
penyebaran kebudayaan Korea di Indonesia saat ini memanglah sudah sangat luas
dan bahkan bisa mencapai berbagai taraf usia, baik anak-anak, remaja, dewasa,
hingga usia lanjut. Proses penyebaran itu semua juga didukung oleh perkembangan
IPTEK yang semakin maju yang membuat kebudayaan Korea semakin dikenal luas oleh
dunia terlebih lagi dengan perkembangan aliran musik dan dunia perfilman Korea
yang sudah sangat digemari oleh hampir semua kalangan di dunia terutama remaja.
Pengaruh
K-Pop di tanah air Indonesia semakin kuat dan berdiri kokoh dengan banyaknya
para Aktris, Aktor, Boyband, dan Girlband Korea ke Indonesia pada tahun 2012 lalu.
Akibat dari banyaknya seniman asal Korea yang datang ke Indonesia tahun 2012
lalu, itu membuat semakin banyaknya juga para pecinta K-Pop di tanah air yang
tadinya tidak begitu suka dan mengenal K-Pop sekarang suka akan K-Pop dan
membuat yang suka akan K-Pop semakin suka dan pada akhirnya membuat mereka lupa
akan kebanggan mereka atas budaya lokal mereka sendiri yang mereka miliki.
Dari
penjelasan yang sudah saya jelaskan di atas, sudah diketahui jika perilaku
remaja Indonesia saat ini yang mendapat pengaruh K-Pop itu ternyata banyak
sekali penyimpangannya dengan kecenderungan mengikuti tren ataupun gaya dari
negri gingseng tersebut dan membuat mereka berpikir bahwa mencintai kebudayaan
Korea yang mereka anggap lebih bagus itu sudah hal wajar yang banyak dilakukan
oleh banyak orang sehingga mereka beranggapan bahwa kebudayaan Korea lebih maju
dan lebih modern serta bisa lebih dibanggakan daripada kebudayaan lokal
miliknya sendiri.
Sudah sepatutnya kita penerus
generasi kita sebelumnya harusnlah bisa memilah-milah kebudayaan yang masuk ke
negara kita. Kita bisa menjadikan kebudayaan lain itu sebagai acuan untuk
menjadikan kebudayaan kita ini lebih maju dan lebih dikenal lagi oleh
masyarakat luas agar kebudayaan yang kina miliki ini tidaklah punah termakan oleh
usia, dan kita juga bisa menjadikan kebudayaan lain itu sebagai pembangkit rasa
kecintaan kita ini terhadap kebudayaan kita sendiri tetapi haruslah dengan
melihatnya dengan pandangan yang positif tidak dengan pandangan negatif.